Kamis, 05 September 2013

MERENUNGI DEKLARASI



Apa yang ada dalam benak anda ketika mendengar kata “deklarasi ODF” ? Pasti yang terbayang adalah suatu event seremonial yang dihadiri pejabat penting seperti Bupati dan Gubernur. Event dimana masyarakat berikrar bahwa mereka telah 100% menggunakan jamban sehat dan berjanji tidak akan kembali ke kebiasaan BABS. Berita deklarasi selalu menjadi berita yang menggembirakan, bahkan cenderung “ngangeni”. Ada semacam suntikan energi baru buat kita untuk terus berkarya. Event itu menyadarkan kita bahwa masyarakat di komunitas akar rumput masih sangat powerfull untuk mengubah nasibnya sendiri.
Ketika Anda datang berkunjung ke komunitas ODF beberapa waktu kemudian, lalu Anda menemukan bahwa ternyata masih ada warga yang BAB di sungai atau kebun, apa yang Anda pikirkan ? Pasti Anda berpikir “mengapa komunitas seperti ini ddideklarasikan ?” Pernahkah kita merenungi bagaimana proses menuju deklarasi ? Apakah kita juga memahami esensi dari deklarasi itu sendiri ?
Deklarasi memang merupakan media advokasi efektif untuk menggalang dukungan politis dari pengambil kebijakan terhadap program. Juga sebagai sarana provokasi pada masyarakat komunitas lain untuk mencapai keberhasilan yang sama. Deklarasi bisa dikatakan sebagai wujud kebanggaan dan tonggak keberhasilan masyarakat dalam bergerak menuju perubahan hidup yang lebih sehat. Tetapi apa jadinya jika deklarasi digunakan untuk kepentingan politis satu dua orang semata ? Atau hanya untuk memenuhi persyaratan suatu project ? Dimana tidak ada pergerakan masyarakat, bahkan ada paksaan bagi warga untuk sekedar membuat jamban, bukan berubah perilaku. Tentu saja status ODF yang dicapai pada saat itu adalah ODF semu, yang hanya bisa bertahan beberapa saat saja. Masyarakat merasa tidak memiliki status ODF itu sehingga tidak merasa bertanggung jawab untuk mempertahankannya. Proses pergerakan masyarakat yang masif disertai tekad kuat untuk berubah perilaku, pasti akan membuat deklarasi lebih bernyawa.
Mempertahankan status ODF jauh lebih sulit dibandingkan mencapainya. Karena dalam proses mempertahankan tersebut, perlu ada perbaikan kualitas untuk membuatnya semakin langgeng. Deklarasi bukan akhir tujuan, tetapi merupakan awal proses menuju perubahan hidup yang lebih sehat. Perlu serangkaian inovasi dan kontrol sosial untuk mempertahankannya. Tentunya kita tidak ingin jerih payah kita sia-sia bukan ?

0 komentar:

Posting Komentar